Jaringan Internet Iran Diretas, Muncul Bendera AS

 Peretas atau hacker telah menyerang jaringan internet dan pusat data di Iran. Mereka kemudian meninggalkan pesan berbentuk gambar bendera Amerika Serikat di layar dengan peringatan, "Jangan mengacaukan pemilihan kami!"
Kementerian Komunikasi dan Informatika Iran menyebut bahwa serangan ini memengaruhi 200 ribu jaringan di seluruh dunia, termasuk 3.500 di antaranya di Iran.
Menteri Komunikasi dan Informatika Iran, Mohammad Javad Azari-Jahromi, mengaku belum mengetahui siapa pelaku di balik serangan siber tersebut.
Sasaran utama dari serangan ini adalah Eropa, China dan Amerika Serikat. Sekitar 55 ribu perangkat terkena dampak di Amerika, 14 ribu di China, dan Iran sebesar 3.500," kata dia, seperti dikutip The Guardian, Minggu, 8 April 2018.
Azari-Jahromi juga mengatakan Badan Tanggap Darurat Teknologi Informasi Iran atau Maher, telah menunjukkan kelemahan dalam memberikan informasi kepada perusahaan yang terkena dampak atas setelah serangan tersebut.
"Kami sudah mendeteksinya sejak hari Jumat malam (6 April). Serangan ini sudah kami 'netralkan' dalam beberapa jam dan kami pastikan tidak ada data yang hilang," ungkap Azari-Jahromi.
Pernyataan negara musuh abadi Israel itu keluar setelah perusahaan keamanan TI, Cisco, mengeluarkan peringatan dan memberikan patch yang menurut mereka gagal dipasang di sejumlah perusahaan di Iran.
Sebuah blog yang diterbitkan pada Kamis, 5 April lalu oleh Nick Biasini, seorang peneliti keamanan Cisco, yang mengatakan, beberapa insiden di beberapa negara, termasuk beberapa yang secara khusus menargetkan infrastruktur penting, telah melibatkan penyalahgunaan protokol bernama Smart Install.
Menurutnya, serangan siber ini menghantam router milik Cisco sehingga perusahaan mengambil sikap aktif dengan membantu pelanggan untuk mengidentifikasi kelemahan dari router guna menangkal kejahatan dunia maya.

Posted by
mahasiswa

More

Retas 600 Website

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Adi Deriyan mengatakan masih memburu tiga peretas kelompok Surabaya Black Hat alias SBH. Saat ini, polisi sudah meringkus tiga pelaku lain.
"Gini, kita kan udah nangkep, saya tugaskan ke temen-temen yang sudah ditangkap segera diselesaikan," tegasnya di Mapolda Metro Jaya, Rabu (21/3).

Adi membagi timnya menjadi dua untuk menyelesaikan kasus itu. Satu tim fokus menyelesaikan berkas perkara.
"Tim lain mengembangkan kasusnya pengembangan ini berdasarkan dari apa? Berdasarkan data yang diberikan pihak FBI yang diberikan kepada," ujarnya.
Berbekal data FBI, lanjut Adi, para pelaku bisa dibekuk.
"Karena korbanya kan bukan hanya di Indonesia, tapi di luar negeri pun melampirkan bahwa dia menjadi korban atas tindakan pidana hacker itu, itu yang akan kita kembangkan ke depan," pungkasnya.

Retas 600 Website


Sebelumnya, Subdit IV Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya bekerja sama dengan Federal Bureau of Investigation (FBI) berhasil menangkap pelaku tindak pidana siber yang telah meretas 600 website di dalam dan luar negeri. Pelaku berinisial KPS dan NA. Mereka merupakan anggota Surabaya Black Hat (SBH).
"Iya benar telah ditangkap dua tersangka pelaku kejahatan siber kemarin, Minggu (11/03/2018). Dua tersangka yang diamankan oleh pihak kepolisian mereka adalah KPS dan NA yang berafiliasi dalam suatu kelompok yang dinamakan SBH," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono, Senin (12/3/2018) malam.

Artikel Selanjutnya
Polisi Ringkus Hacker Surabaya yang Bobol 44 Negara

Posted by
mahasiswa

More

About Me

Followers

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / CyberBlog

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger